I.
Komentar / Tanggapan
Setelah melihat video
pembelajaran yang ditayangkan, saya merasa takjub tetapi juga malu. Takjub
karena bagaimana Jepang sudah mempraktikkan pembelajaran yang sangat
mengedepankan partisipasi aktif dari siswa-siswanya, sebaliknya saya merasa
malu karena sampai sekarang saya masih jauh dari yang apa yang ditampilkan di
video pembelajaran tersebut, padahal video tersebut kemungkinan dibuat pada tahun
90 an.
Dari video pembelajaran
tersebut, tampak siswa sedang
mempelajari materi perkalian dengan media tabel perkalian. Pembelajaran terlihat
telah berpusat pada siswa (students
centered), yang ditandai dengan adanya pemberian kesempatan oleh guru kepada
siswa untuk aktif dengan berbagai kegiatan pemecahan masalah dan juga
kesempatan untuk mempresentasikan hasil temuannya atau hasil kerjanya. Sangat
tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran
tersebut.
Dari sisi guru, dapat dilihat
dalam pembelajaran tersebut bahwa kelas tersebut menggunakan sistem team teaching (dua guru). Yang saya
acungi jempol adalah bahwa guru tersebut sangat hebat dalam membuat skema atau
skenario pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu guru sebagai
fasilitator memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk aktif dalam
pembelajaran dan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat
lebih memahami pembelajaran. LKS yang disediakan pun ada dalam berbagai ukuran,
ada yang kecil yang dikerjakan siswa di meja masing-masing, dan ada yang besar
untuk mempresentasikan hasilnya. Dapat dikatakan bahwa peran guru sangat besar
dalam kesuksesan sebuah pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penyediaan fasilitas, dan lain-lain. Tetapi perlu ditekankan bahwa peran guru
yang besar tersebut jangan sampai menjadikan pembelajarn kembali berpusat pada
guru, peran disini dalam arti guru menjadi fasilitator yang baik.
II. Pertanyaan
1. Bagaimanakah
mengawali sebuah pembelajaran yang mampu membuat siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran tersebut?
2. Seperti
apakah fasilitas dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa?
3. Dalam
kenyataannya banyak nguru di Indonesia yang masih menggunakan metode
pembelajaran tradisional, lalu bagaimanakah agar mereka mau untuk berkembang
menjadi nguru yang inovatif?
4. Kebanyakan
di sekolah dasar kita belum menggunakan sistem team teaching dalam mengajar
karena keterbatasan jumlah guru, lalu bagaimana solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut?
III. 1.
Kelebihan dan kekurangan metode dan perangkat pembelajaran yang selama ini
saya praktikkan.
Selama ini saya sudah
mencoba melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, misalnya ceramah, pemecahan
masalah, demonstrasi dan lain-lain,
tetapi memang harus saya akui bahwa peran yang saya lakukan masih sangat
mendominasi dalam proses belajar mengajar. Saya masih sangat berkuasa di kelas,
sehingga partisipasi siswa sangat kurang. Kelebihan dari metode yang saya
gunakan mungkiin siswa menjadi lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran dan
suasana lebih terkontrol. Kelemahannya adalah suasana tenang dan terkontrol itu
mungkin karena siswa sebenarnya tidak memahami materi dengan bai, partisipasi
siswa kurang, siswa menjadi tidak kreatif dan siswa menjadi menurun gairah
belajarnya.
2. Seberapa jauh video
pembelajaran tersebut mempengaruhi dan memperbaiki praktik pembelajaran saya.
Setelah melihat video tersebut, hati dan pikiran saya menjadi
terbuka bahwa saya harus berubah dan berkembang menjadi lebih baik. Yang semula
saya mendominasi dalam pembelajaran, harus menjadi memfasilitasi pembelajaran.
Guru juga harus menyediakan atau membuat lembar kerja siswa sebagai sebuah
perangkat pembelajaran yang mampu menjadi fasilitas belajar siswa. Saya juga
harus mengembangkan siswa dengan memberi kesempatan siswa untuk berartisipasi
aktif dalam pembelajaran, baik itu dalam sebuah diskusi atau presentasi. Dan
yang terakhir saya belajar bahwa peran guru dalam merencanakan sebuah
pembelajaran sangatlah besar, untuk itu saya harus lebih cermat dalam membuat
perencanaan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar