DIRIKU YANG SEDANG DAN AKAN MEMBANGUN
TENTANG TEORI LEARNING TRAJECTORY
Guru memiliki posisi yang seksi dalam
tercapainya tujuan pendidikan. Menjadi guru adalah sebuah amanh yang seharusnya
amanah itu dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Guru harus benar-benar
mampu menjadi seorang fasilitator bagi siswa-siswanya, dengan memberikan
fasilitas dan kesempatan agar siswa mampu berkembang dalam segala potensi yang
dimilikinya
Fenomena yang ada sekarang adalah guru hanya
memaksa anak untuk menerima apapun yang diberi olehnya, siswa tidak bisa
“bergerak”, meskipun hanya ingin sekedar mengungkapkan apa yang sebenarnya
dirasakan. Pendidikan yang sebenar-benarnya adalah pendiikan yang menjadi siswa
sebagi subyek , bukan obyek. Memberi kesempatan dan memfasilitasinya.
Guru harus selalu memperbaiki diri dengan
menambah pengetahuan dan menambah wawasan dengan terus belajar. Disinilah kita
akan belajar tentang Learning Trajectory. Belajar untuk bagaimana mengajar
anak-anak.Learning trajectory memiliki empat bentuk, yaitu: material, formal,
normatif, dan spiritual
1. Material
Terdiri atas konteks
dan konten, konteks sangat dekat dengan lingkunagn diman kita berada seperti artefak,
lingkungan, atau budaya.
2. Formal
Bentuk formal ini
adalah sebagai aturan atau sesuatu yang resmi yang menjadi acuan dalam menyusun
suatu komponen pembelajaran maupun dalam dunia pendidikan.Misal UUD 45, UU,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Peraturan , kurikulum, silabus,
RPP, LKS, dll.
3. Normatif
Bentuk normatif ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk buku, penelitian, jurnal,..
4. Spiritual
atau agama
Inilah kedudukan yang paling tinggi
di antara empat bentuk.Tiada daya atau kekuatan yang bisa mengalahkan atau
merubah sesuatu yang menjadi ketetapannya. Manusia hanyalah bisa berusaha,
berdoa, dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT
Untuk memperoleh kemajuan dalam proses
belajar mengajar, seorang guru harus mau meneliti tentang bagaimana proses
pembelajaran yang baik itu. Penelitian itu harus dilaksanakan dengan
berdasarkan landasan ilmiah dan harus mempunyai control.Kontrol disini berguna
agar penelitian yang kita lakukan tidak menjadi sesuatu yang merugikan.
Sebenarnya Indonesia
memiliki seorang yang bisa dianggap bapak pendidikan Indonesia. Dialah Ki Hajar
Dewantara. Beliau terkenal dengan filosofinya “Tut wuri handayaniIng madyo
mangun karso Ing ngarso sung tulodho”. Yang kurang lebih bermakna Seorang
pemimpin hendaknya mampu memberikan contoh bagi orang orang disekitarnya, seorang
pemimpin hendaknya mampu membangun semangat bagi orang lain dan seorang
pemimpin hendaknya dari belakang mampu mendorong semangat dan moral bagi
orang-orang di sekitarnya.
Suatu pandangan
hidup yang luhur, yang tidak kalah dengan filsuf-filsuf eropa.Kita sebagai
bangsa Indonesia seharusnya bisa mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan
kita.Sebagai guru kita harus mampu menjadi seseorang yang mampu membangkitakn
semangat dan terus mendukung generasi muda kita agar menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar